Lompat ke isi

Teks Buddhis Awal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teks Buddhis Awal atau ajaran agama Buddha awal, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Early Buddhist Texts (EBT), adalah teks-teks sejenis yang dipakai oleh berbagai aliran Buddha terdahulu, seperti empat kitab Nikāya berbahasa Pāli, kitab Āgama berbahasa Sanskerta, dan sadurannya dalam bahasa Tionghoa Klasik.[1][2][3][4] Beberapa ahli berpendapat bahwa sebagian teks Vinaya, seperti yang digunakan aliran Patimokkha, serta beberapa bagian dari teks Abhidharma, juga termasuk dalam teks Buddhis awal.[5]

Daftar EBT[sunting | sunting sumber]

Daftar teks-teks Buddhis yang umumnya diakui sebagai EBT:

Selain itu, fragmen-fragmen milik beberapa aliran Buddhis awal juga termasuk EBT:

EBT dalam Tripitaka Pāli[sunting | sunting sumber]

Tripitaka Pāli milik aliran Theravāda mengandung kumpulan EBT terlengkap dalam rumpun bahasa Indo-Arya yang masih bertahan hingga saat ini.[6] Menurut aliran Theravāda, setelah diturunkan secara lisan, teks-teks tersebut pertama kali dituliskan pada abad pertama SM di Sri Lanka.[7]

Kitab-kitab dalam Tripitaka Pāli yang termasuk dalam EBT:[8][9][10]

EBT dalam Tripitaka Taisho[sunting | sunting sumber]

EBT yang dilestarikan dalam Tripitaka Tionghoa, terutama Tripitaka Taisho, mencakup Āgama, kumpulan sutra yang paralel dengan Nikāya Pali baik dalam isi maupun strukturnya. Terdapat juga beberapa perbedaan antara Nikāya dengan Āgama sebagaimana ditunjukkan oleh studi perbandingan modern, seperti penghilangan materi, penambahan, dan pergeseran lokasi frasa.[11] Berbagai Agama ini mungkin diturunkan dari aliran Sarvastivāda (Samyukta Āgama dan Madhyama Āgama), Dharmaguptaka, dan aliran Kasyayipa.[12] Vinaya Piṭaka aliran Mahasaṁghika juga masih ada dalam terjemahan bahasa Tionghoa.[13] Beberapa Āgama telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Āgama Research Group (ARG) di Dharma Drum Institute of Liberal Arts.[14]

Kitab-kitab dalam Tripitaka Taisho yang termasuk dalam EBT:

  • Āgama:
    • Dīrgha Āgama
    • Madhyama Āgama
    • Saṁyukta Āgama
    • Ekottarika Āgama (dengan penyisipan konsep-konsep Mahāyāna)[15][16]
  • Dhammapada (Dhammapada termasuk dalam kategorisasi Jātaka)
  • Beberapa bagian Vinaya
  • Beberapa bagian Teks Abhidharma

Meskipun isi dari kitab-kitab Āgama Tionghoa lainnya sebagian besar secara doktrin konsisten dengan Nikāya Pali, telah disepakati oleh para ahli, seperti Johannes Bronkhorst dan Etienne Lamotte, bahwa kitab Ekottarika Āgama ditambahkan konsep-konsep Mahāyāna yang muncul belakangan.[17] Menurut Lamotte, 'interpolasi' ini mudah dilihat.[18] Menurut Bhante Analayo, hipotesis yang paling sering diajukan adalah kitab tersebut berasal dari aliran Mahāsāṁgika.[19]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Tse-Fu Kuan. Mindfulness in similes in Early Buddhist literature in Edo Shonin, William Van Gordon, Nirbhay N. Singh. Buddhist Foundations of Mindfulness, page 267.
  2. ^ Mun-Keat Choong (1999). The Notion of Emptiness in Early Buddhism, Motilal Banarsidass, p. 3.
  3. ^ Rupert Gethin (1998), The Foundations of Buddhism, OUP Oxford, pp. 42-43.
  4. ^ Shulman, Eviatar. Mindful Wisdom: The Sati-paṭṭhāna-sutta on Mindfulness, Memory, and Liberation. Vol. 49, No. 4 (May 2010), pp. 393-420
  5. ^ * Sujato, Bhante; Brahmali, Bhikkhu (2015), The Authenticity of the Early Buddhist Texts (PDF), Chroniker Press, hlm. 9–10, ISBN 9781312911505 
  6. ^ Crosby, Kate; Theravada Buddhism: Continuity, Diversity, and Identity, 2013, page 2.
  7. ^ Gethin, Rupert (1998). The Foundations of BuddhismPerlu mendaftar (gratis). hlm. 42. ISBN 978-0-19-289223-2. 
  8. ^ Abeynayake, oliver. A textual and Historical Analysis of the Khuddaka Nikaya. Colombo, First Edition – 1984, p. 113.
  9. ^ Gethin, Rupert (1992). The Buddha's Path to Awakening. Leiden: E. J. Brill. hlm. 42. 
  10. ^ * Sujato, Bhante; Brahmali, Bhikkhu (2015), The Authenticity of the Early Buddhist Texts (PDF), Chroniker Press, hlm. 9–10, ISBN 978-1-312-91150-5 
  11. ^ Anālayo (2005). "Some Pali discourses in light of their Chinese parallels, part two" (PDF). Buddhist Studies Review. 22 (1): 93–105. doi:10.1558/bsrv.v22i2.14020. 
  12. ^ Warder, A. K. Indian Buddhism, page 6
  13. ^ Warder, A. K. Indian Buddhism, page 7
  14. ^ "Āgama research group". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-29. Diakses tanggal 2017-10-28. 
  15. ^ Bronkhorst, Johannes. The Two Traditions of Meditation in Ancient India, page 14
  16. ^ Lamotte, History of Indian Buddhism, From the origins to the Saka era, Institut Orientaliste Louvain-la-neuve, 1988, page 156.
  17. ^ Bronkhorst, Johannes. The Two Traditions of Meditation in Ancient India, page 14
  18. ^ Lamotte, History of Indian Buddhism, From the origins to the Saka era, Institut Orientaliste Louvain-la-neuve, 1988, page 156.
  19. ^ Analayo, Mahāyāna in the Ekottarika-āgama, Singaporean Journal of Buddhist Studies, Volume 1, 2013.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]