Lompat ke isi

Pletokan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pletokan.

Pletokan adalah sebuah nama senjata mainan yang terbuat dari bambu, dan pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahkan, atau biji jambu atau kembang.[1][2] Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi.[2], sedangkan masyarakat keturunan orang jawa yang berada di wilayah Sumatera Selatan menyebut permainan ini dengan nama Dor-doran dikarena bunyi mainan tersebut berbunyi Dor.[2], Pada masyarakat Sunda, mereka menyebut pletokan dengan bebeletokan, sedangkan di Probolinggo dan Madura, mereka menyebutnya dengan tor cetoran.[3][4] Di beberapa wilayah Jawa Tengah mereka menyebut pletokan dengan tulup.

Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13 tahun.[2] Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang yang berada dalam pertempuran, dan terkadang, mereka memainkan permainan ini untuk menirukan adegan film.[1][2][3][5] Dengan peluru yang terbuat dari benda yang tidak berbahaya, membuat permainan ini aman dan murah, karena terbuat dari bambu.[3]

Material[sunting | sunting sumber]

Cara Membuat[sunting | sunting sumber]

Pertama, siapkan bambu yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Kemudian, bambu dibagi menjadi dua, yakni: penyodok dan laras.[5] Dalam membuat penyodok, anda harus membelah bambu sehingga membentuk lidi panjang, berikutnya anda harus meraut bambu sampai bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm.[3][5] Pastikan penyodok ini bisa masuk kedalam laras. Untuk bagian atas penyodok dibuat lebar, gunanya untuk menekan atau memukul-mukul amunisi/pelor agar bisa masuk dengan sempurna.[3] Hal ini dimaksudkan, untuk membuat pletokan lebih mudah dimainkan.[3] Dan, anda dapat menambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit dibentuk seperti kerucut, dengan tujuan supaya suara yang dihasilkan lebih keras.[1] Dan, dalam membuat laras, siapkan sebuah bambu kecil, diameter 1 cm dengan panjang antara 15 – 20 cm.[5] Lebih baik untuk mebuat laras menggunakan bambu yang sudah tua agar tidak mudah pecah.[5]

Kedua, siapkan kertas yang telah dibasahkan, atau buah-buahan berukuran kecil, atau biji jambu, atau kembang sebagai pelurunya.[1][4][5]

Ketiga, permainan siap dimainkan.[5]

Cara menembak[sunting | sunting sumber]

Setelah senjata telah dibuat dan tim telah terbentuk, maka permainan siap untuk dimulai.[1] Tetapi, kita harus mengetahui bagaimana cara menembak dengan pletokan.[1] Peluru dimasukan dengan batang penolak (penyodok) sampai ke ujung laras.[1][2][6] Peluru kedua dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak (penyodok).[1][2][6] Peluru kedua ini mempunyai fungsi ganda.[1][2][6] Fungsi pertama sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan.[1][2][6] Fungsi kedua menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.[1][2][6] Tembakan ini akan menimbulkan bunyi "pletok" dan peluru terlontar ± 5 meter dan relatif lurus.[1][2][6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Indonesia) "Permainan Tradisional". Diakses tanggal 13 Mei 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m (Indonesia) "Pletokan Permainan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 13 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e f (Indonesia) "Pletokan bambu mainan anak-anak". Diakses tanggal 13 Mei 2014. 
  4. ^ a b (Indonesia) "Pletokan". Diakses tanggal 03 Mei 2014. 
  5. ^ a b c d e f g (Indonesia) "Permainan bedil-bedilan ala kampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 03 Mei 2014. 
  6. ^ a b c d e f (Indonesia) "Permainan Tradisional yang sudah punah". Diakses tanggal 13 Mei 2014.